26 Maret 2008

Blog, Mainan Baru...

Ngeblog or bahasa kerennya blogging baru aku tekunin beberapa bulan ini sebelum Ramadhan. Buat blog semula hanya iseng-iseng doang. Pengen kutak katik gimana sih caranya buat blog, gitu bisa eh jadi keterusan. Lalu ketika pertama belajar buat tulisan, hihihihi agak sedikit aneh. Seperti curhat pribadi saja. Lalu lama kelamaan karena sedikit termotivasi ingin terus mengupdate blog dengan tulisan-tulisan terbaru jadi belajar menulis sedikit demi sedikit. Akhirnya tidak hanya tulisan yang isinya sedikit curhat saja tapi juga tulisan yang mungkin lebih bersifat informasi.

Teori weblog yang ku pelajari di kampusku sebenarnya mengharuskan pemilik weblog atau blogger untuk mengklasifikasikan jenis blognya. Apakah weblognya sebagai media informasi, weblog yang isinya tentang hasil pemikiran, penelitian, observasi, blog musik, blog teknologi, blog sebagai diary online, blog sebagai media ekspresi diri atau blog apa kek terserah yang dapat mencerminkan isi dari blognya itu. Tapi kalau aku ingin mengklasifikasikan blogku ini. Jenis blog apa ya? Mungkin lebih tepat jika disebut weblog sebagai media ekspresi. Ya sebagai media ekspresi. Aku mempergunakan weblog sebagai saranaku untuk menyampaikan apa yang aku rasa, aku lihat, aku pikirkan, aku bingungkan, aku pelajari atau hal-hal apapun disekelilingku yang bisa bermakna, bisa diambil hikmahnya, bisa bermanfaat untuk semua. Dan weblog ini juga mempermudah dalam hal penyampaian pikiran-pikiranku tentang sesuatu hal yang tidak mungkin bisa aku sampaikan di dunia nyata. Tentang kegelisahanku melihat atau mendengar sesuatu, tentang kesenanganku dengan apa yang aku lihat, dan semua-semua yang aku rasakan dan jalani dalam hidupku.

Tahu ga, setelah aku belajar untuk membuat tulisan terhadap apa yang aku lihat, aku jadi cenderung diam. Maksudnya jadi jarang berkata-kata. Jika aku melihat sesuatu yang mengganjal dikepalaku dan aku tidak bisa mencegahnya, biasanya aku mengatai-ngatai atau ngedumel sendiri tanpa bisa berbuat apapun. Tapi sekarang jika aku melihat sesuatu diluar keinginanku yang aku tahu itu tidak baik, dan aku tidak punya kesempatan untuk mencegahnya, aku bisa mengerem mulutku untuk tidak ngedumel. Aku hanya merekamnya dalam kepala segala kejadian itu, mengkonsepnya dalam otak, dan malamnya kutumpahkan segala kegelisahanku itu dalam tulisan-tulisan. Ternyata dengan memiliki weblog tak hanya mengajariku untuk belajar menulis, tetapi juga menjadikan aku sebagai pendengar yang baik. Aku sekarang bisa tahan mendengar seseorang cerita panjang lebar tentang apa yang ia rasakan, tentang apa yang ia tidak sukai dari fenomena yang ia lihat, tentang ketidakberdayaannya mencegah sesuatu yang buruk terjadi di depan matanya, dan tentang segala hal. Aku mampu menjadi pendengar yang baik. Mengolah setiap kata yang aku dengar, kusimpan dan kukonsep di otak, jika aku menjadi dia apa yang akan aku lakukan, kutuangkan semua pemikiranku dalam tulisan-tulisan. Aku juga terkadang bisa memecahkan masalahku dengan menuliskannya. Aku jadi lebih peka terhadap keadaan sekitar. Bahkan sampah di pinggir jalan pun tak luput menjadi ide dari tulisan-tulisanku. Tapi, satu kekuranganku, jika aku punya ide untuk menulis, tapi aku tak punya waktu untuk menuliskannya, aku biasanya akan langsung lupa terhadap ide itu. Sehingga banyak ide tulisan di kepalaku tak sanggup aku tuangkan semuanya ke dalam tulisan. Aku ingat idenya tapi aku lupa konsepnya, aku bingung dengan jalan ceritanya. Pengennya sih setiap muncul ide di kepala aku bisa langsung menuliskannya.

Dan dengan menulis juga berhasil memaksakku untuk membuka kembali buku-buku bacaanku. Bahkan buku kuliah yang lebih sering mejeng di rak, liburan ini justru satu demi satu keluar dari persembunyiannya. Dan lagi-lagi kelemahanku. Aku suka naruh buku sembarangan. Kalau sudah hilang, bingung sendiri nyarinya. Meja belajar jadi penuh dengan buku dan kertas-kertas yang berserakan dimana-mana.

Tapi aku menikmatinya. Dengan blog, aku menemukan dunia baruku. Dunia dimana aku bisa berekspresi sesukaku. Tanpa ada editor yang mengedit-edit tulisanku dan yang menghalang-halangi publikasinya. Dan setiap ada yang memberi komentar dengan tulisanku, bagiku itu lebih berharga daripada mendapatkan royalty dari pemuatan tulisan di surat kabar, (lain kali yah klo royalty dari buat buku, hehehehe…). Subhanalloh Walhamdulillah, bersyukurnya aku dilahirkan di dunia yang ada weblognya. ^-^

(http://qeeasyifa.multiply.com/journal)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

insyaAlloh bisa jadi salah satu penyemangat bagi saudara-saudara kita lainnya untuk rajin menulis dan membaca