26 Maret 2008

Kisah Ibrahim dan Ibunya

Dikisahkan oleh ahli sejarah, bahwa musuh telah melanggar batas sebuah negeri Islam. Lalu Abdul Wahid bin Zaid (Abu Ubaid), seorang khatib di Basrah, menyeru orang-orang untuk berjihad. Ia memaparkan berbagai kenikmatan surga dan juga menjelaskan sifat-sifat bidadari yang ada di dalamnya. Seruannya mendongkrak semangat kaum Muslimin untuk bersegera meraih surga. Diiringi tangis haru, mereka menggadaikan diri di jalan Allah SWT, dengan harga yang murah. Ada seorang wanita renta yang keluar dari kerumunan para wanita menemui Abu Ubaid. Wanita itu bernama Ummu Ibrahim Al-Bashiriyah.

Ia berkata, “Wahai Abu Ubaid, apakah engkau mengenal anakku Ibrahim? Seorang petinggi Basrah memintaku agar Ibrahim dinikahkan dengan anak perempuannya, permintaan itu aku tolak. Namun sekarang, demi Allah aku tertarik dengan bidadari yang kau sebut tadi. Aku rela jika bidadari itu menjadi pengantin bagi anakku. Mendengar ucapan tersebut, orang-orang terkesiap. Sontak mereka bertakbir. Ummu Ibrahim lalu berkata “Wahai Abu Ubaid, demi Allah aku telah ridha dengan bidadari itu sebagai pendamping Ibrahim. Apakah engkau mau menikahkan mereka sekarang juga, dengan mengambil dariku sepuluh ribu dinar sebagai maharnya? Semoga Allah menjadikannya pahlawan yang mati syahid, sehingga mampu memberi syafa’at bagiku dan bapaknya di hari kiamat.”

Abu Ubaid berkata, “Baiklah, aku bersedia. Semoga kalian berdua mendapat keberuntungan yang besar.” Sang ibu berteriak, “Hai Ibrahim… hai Ibrahim…” Lalu seorang pemuda tampan berkelebat keluar dari kerumunan manusia sambil berkata, “Baiklah ibu… baiklah ibu.” “Wahai anakku, apakah engkau rela dengan bidadari yang disebut sifatnya tadi sebagai istrimu, dengan jantungmu yang kau korbankan di jalan Allah sebagai maharnya?” tanya sang ibu. “Baiklah ibu, aku bersedia,” jawab Ibrahim.

Wanita tua itu bergegas menuju rumahnya guna mengambil sepuluh ribu dinar. Kemudian uang itu diletakkan di hadapan Abu Ubaid. Setelah itu ia menengadah ke langit sambil berdoa, “Ya Allah, saksikanlah, bahwa aku menikahkan putraku dengan bidadari. Sebagai maharnya ia akan mengorbankan jantungnya dalam perang di jalanMu. Maka terimalah ini wahai Dzat Yang Maha Mengasihi.”

Lalu kepada Abu Ubaid ia berkata, “Sepuluh ribu dinar ini adalah mahar bagi bidadari itu. Berbekallah dengannya dalam berperang di jalan Allah.”

Wanita itu lalu pergi membeli kuda dan alat perang yang bagus serta bekal untuk perjalanan beberapa hari dan menitipkan pesan kepadanya dengan apa yang ia lihat dan ia dengar. Para Mujahidin yang lain pun sedang menata bekal berperang. Ketika hendak berpisah dengan anaknya, wanita itu mengalungkan kafan dan memberikan minyak wangi (yang biasa ditaburkan ke tubuh jenazah) kepada anaknya. Ia menatap anaknya dalam-dalam, seolah jantungnya akan membuncah keluar dari dada. Ia berpesan, “Kalau kamu bertemu dengan musuh , pakailah kain kafan ini dan taburkan minyak ini ke tubuhmu. Jangan sampai Allah melihatmu lalai di jalan-Nya.”

Ummu Ibrahim mendekap anaknya, memeluk dan menciumnya, lalu berkata, “Pergilah anakku. Allah tak akan lagi mempertemukanku denganmu kecuali kelak di hadapan-Nya.”

Ibrahim pergi bersama pasukan. Pandangan sang ibu mengikutinya sampai ia tak lagi terlihat. Ketika pasukan telah sampai di wilayah musuh, dan kedua pihak saling berhadap-hadapan dalam formasi siap tempur, Ibrahim maju ke barisan terdepan. Dimulailah peperangan. Anak panah pun beterbangan mengiringi pertempuran kedua pasukan.

Sementara itu, Ibrahim berhasil menyusup ke barisan musuh dan memporakporandakannya. Ia berhasil membunuh lebih dari tiga puluh tentara musuh. Ketika musuh menyadari serangan Ibrahim yang luar biasa ini, mereka segera mengepung dan menyerangnya. Ada yang menombaknya, memukul dan menusuknya. Dan Ibrahim tetap tegar melakukan perlawanan sampai kehabisan tenaga, akhirnya Ibrahim terjatuh dari kudanya dan segera dihabisi oleh lawan.

Pertempuran itu berakhir dengan kemenangan kaum Muslimin yang berhasil memukul mundur musuh. Mereka pulang kembali ke Basrah. Sesampainya di Basrah, semua penduduk keluar menyambut. Ummu Ibrahim ada di kerumunan orang-orang yang menyambut kepulangan mujahidin itu. Matanya menatap tajam setiap sosok pasukan. Ketika melihat Abdul Wahid, ia menghampiri sambil bertanya, “Wahai Abu Ubaid, apakah Allah merestui pernikahan anakku sehingga aku bahagia, atau Ia menolaknya, sehingga aku bersedih?” Abu Ubaid menjawab, “Allah telah menerimanya. Aku berdoa semoga sekarang anakmu bersama para syuhada yang dirahmati Allah.”

Seketika itu ia berteriak, “Subhanallah… segala puji bagi Allah yang mengabulkan keinginanku dan menerima ibadahku.” Ia berlari pulang ke rumah yang kini ia tinggali sendirian setelah berpisah dengan anaknya dengan sangat gembira. Ia dekap baju Ibrahim hingga tertidur.

Keesokan harinya Ummu Ibrahim bergegas menuju majlis. Sesampainya di sana, ia berkata, “Wahai Abu Ubaid semalam aku melihat anakku telah berada dalam taman yang indah. Di atasnya ada kubah hijau. Ia berbaring di atas kasur yang berhiaskan mutiara. Di atas kepalanya ada mahkota yang berkilauan. Ia berkata kepadaku, “Wahai ibu, bergembiralah. Maharku telah diterima, dan pengantin pun telah bersanding.”
******

Mereka adalah orang-orang yang menyadari, bahwa tak ada tempat lari ketika ajal menjemput. Mereka segera menjemput kematian, sebelum kematian itu menjemput mereka. “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki….” (Ali Imran : 169)
(Malam Pertama Di Alam Kubur, Dr.Muhammad bin Abdurrahman Al-Uraifi)

(http://drakulil.blogdetik.com)

Blog, Mainan Baru...

Ngeblog or bahasa kerennya blogging baru aku tekunin beberapa bulan ini sebelum Ramadhan. Buat blog semula hanya iseng-iseng doang. Pengen kutak katik gimana sih caranya buat blog, gitu bisa eh jadi keterusan. Lalu ketika pertama belajar buat tulisan, hihihihi agak sedikit aneh. Seperti curhat pribadi saja. Lalu lama kelamaan karena sedikit termotivasi ingin terus mengupdate blog dengan tulisan-tulisan terbaru jadi belajar menulis sedikit demi sedikit. Akhirnya tidak hanya tulisan yang isinya sedikit curhat saja tapi juga tulisan yang mungkin lebih bersifat informasi.

Teori weblog yang ku pelajari di kampusku sebenarnya mengharuskan pemilik weblog atau blogger untuk mengklasifikasikan jenis blognya. Apakah weblognya sebagai media informasi, weblog yang isinya tentang hasil pemikiran, penelitian, observasi, blog musik, blog teknologi, blog sebagai diary online, blog sebagai media ekspresi diri atau blog apa kek terserah yang dapat mencerminkan isi dari blognya itu. Tapi kalau aku ingin mengklasifikasikan blogku ini. Jenis blog apa ya? Mungkin lebih tepat jika disebut weblog sebagai media ekspresi. Ya sebagai media ekspresi. Aku mempergunakan weblog sebagai saranaku untuk menyampaikan apa yang aku rasa, aku lihat, aku pikirkan, aku bingungkan, aku pelajari atau hal-hal apapun disekelilingku yang bisa bermakna, bisa diambil hikmahnya, bisa bermanfaat untuk semua. Dan weblog ini juga mempermudah dalam hal penyampaian pikiran-pikiranku tentang sesuatu hal yang tidak mungkin bisa aku sampaikan di dunia nyata. Tentang kegelisahanku melihat atau mendengar sesuatu, tentang kesenanganku dengan apa yang aku lihat, dan semua-semua yang aku rasakan dan jalani dalam hidupku.

Tahu ga, setelah aku belajar untuk membuat tulisan terhadap apa yang aku lihat, aku jadi cenderung diam. Maksudnya jadi jarang berkata-kata. Jika aku melihat sesuatu yang mengganjal dikepalaku dan aku tidak bisa mencegahnya, biasanya aku mengatai-ngatai atau ngedumel sendiri tanpa bisa berbuat apapun. Tapi sekarang jika aku melihat sesuatu diluar keinginanku yang aku tahu itu tidak baik, dan aku tidak punya kesempatan untuk mencegahnya, aku bisa mengerem mulutku untuk tidak ngedumel. Aku hanya merekamnya dalam kepala segala kejadian itu, mengkonsepnya dalam otak, dan malamnya kutumpahkan segala kegelisahanku itu dalam tulisan-tulisan. Ternyata dengan memiliki weblog tak hanya mengajariku untuk belajar menulis, tetapi juga menjadikan aku sebagai pendengar yang baik. Aku sekarang bisa tahan mendengar seseorang cerita panjang lebar tentang apa yang ia rasakan, tentang apa yang ia tidak sukai dari fenomena yang ia lihat, tentang ketidakberdayaannya mencegah sesuatu yang buruk terjadi di depan matanya, dan tentang segala hal. Aku mampu menjadi pendengar yang baik. Mengolah setiap kata yang aku dengar, kusimpan dan kukonsep di otak, jika aku menjadi dia apa yang akan aku lakukan, kutuangkan semua pemikiranku dalam tulisan-tulisan. Aku juga terkadang bisa memecahkan masalahku dengan menuliskannya. Aku jadi lebih peka terhadap keadaan sekitar. Bahkan sampah di pinggir jalan pun tak luput menjadi ide dari tulisan-tulisanku. Tapi, satu kekuranganku, jika aku punya ide untuk menulis, tapi aku tak punya waktu untuk menuliskannya, aku biasanya akan langsung lupa terhadap ide itu. Sehingga banyak ide tulisan di kepalaku tak sanggup aku tuangkan semuanya ke dalam tulisan. Aku ingat idenya tapi aku lupa konsepnya, aku bingung dengan jalan ceritanya. Pengennya sih setiap muncul ide di kepala aku bisa langsung menuliskannya.

Dan dengan menulis juga berhasil memaksakku untuk membuka kembali buku-buku bacaanku. Bahkan buku kuliah yang lebih sering mejeng di rak, liburan ini justru satu demi satu keluar dari persembunyiannya. Dan lagi-lagi kelemahanku. Aku suka naruh buku sembarangan. Kalau sudah hilang, bingung sendiri nyarinya. Meja belajar jadi penuh dengan buku dan kertas-kertas yang berserakan dimana-mana.

Tapi aku menikmatinya. Dengan blog, aku menemukan dunia baruku. Dunia dimana aku bisa berekspresi sesukaku. Tanpa ada editor yang mengedit-edit tulisanku dan yang menghalang-halangi publikasinya. Dan setiap ada yang memberi komentar dengan tulisanku, bagiku itu lebih berharga daripada mendapatkan royalty dari pemuatan tulisan di surat kabar, (lain kali yah klo royalty dari buat buku, hehehehe…). Subhanalloh Walhamdulillah, bersyukurnya aku dilahirkan di dunia yang ada weblognya. ^-^

(http://qeeasyifa.multiply.com/journal)

25 Maret 2008

Pendanaan SII

Assalamu'alaikum Wr Wb

Sekedar informasi, bagi siapa saja alumni muslim SMA 12 yg berdomisili di medan dan sekitarnya bersiap-siaplah anda untuk di datangi oleh Tim Pendata Alumni (PA) dalam rangka mencari alumni yang bersedia untuk membantu pendanaan pelaksanaan SII, coz forsai punya target thn ini tuk pelaksanaan SII sebesar 5 jt rupiah, Alhamdulillah sampai saat ini sudah terkumpul 10% nya, bagi alumni yg lain ditunggu partisipasinya, Allahu Akbar. (koordinator Tim PA: Wisnu Wardhana)

Bagi alumni yang di luar Medan, bisa transfer ke Rekening forsai di Bank Muamalat dengan no rekening 9145007399, untuk sementara bukti transfer bisa di scan dan di emailkan ke koordinator Tim PA, wy5nu_85@yahoo.com

24 Maret 2008

Tim Pendata Alumni

Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh
Pada Pengajian FORSAI kemarin telah ditetapkan Tim kecil untuk mendata alumni Islam SMAN 12 Medan.
Untuk sementara alumni yang didata adalah alumni dari tahun 2000-2007. tapi tidak tertutup kemungkinan alumni tahun 1990-an ke bawah.
Anggota tim ini yaitu :
  • Koordinator: Wisnu Wardhana (03)
  • Retno (03)
  • Dewi maya Sari (04)
  • Rulizar Azmi (04)
  • Siti Nur'aini (05)
  • Lia Novita Sari (06)
  • Marzuki (06)
  • Fiqi (06)
  • Aminurrasyid (07)
  • Surya Darma (07)

Oh ya kalau boleh nanya form pendataannya tuh seperti apa ya?
Apa seperti ini? Kalau ada yang mau ditambah atau dikurangi silahkan...

Nama
Tahun Kelulusan
Alamat
No Telp/Hp
Pekerjaan
Jur/Fak/Uni
Email

Oh ya alumni yang sudah terdata insya Alloh akan dipublikasikan di milis. Ntar di databasenya akan dibuat table baru. Jadi biar tetap ada perbedaan data alumni yang tergabung di milis dengan data alumni secara keseluruhan.

Iklan Lux: versi, Luna nemuin sabun di hutan

Namanya Luna, Luna adalah cewek desa yang periang, nampaknya luna berasal dari sebuah desa di Eropa. Tampilannya cukup sederhana tidak berbeda dengan perempuan muda desa lainnya. Luna suka pergi ke hutan di pinggir desa untuk mengumpulkan tanaman dan buah-buahan, di sana dia berteman dengan beberapa ekor binatang hutan.

Suatu hari saat luna asik mengumpulkan dedaunan, dia menemukan sebuah benda aneh berwarna ungu berbentuk seperti batu yang mengeluarkan bau wangi, teksturnya padat tapi tak sekeras batu, lembut tapi tak selembut mentega, lebih tepatnya bertekstur seperti keju roda gerobak (keju lingkaran yang besar seperti roda kayu gerobak sapi). Luna pun memungut benda itu yang ternyata sebuah sabun bertuliskan Lux.

Luna kemudian mandi menggunakan sabun itu.

Setelah mandi terjadi perubahan pada diri luna. Pakaiannya berubah warna, tadi sewaktu pergi ke hutan warna pakaiannya putih agak kecoklatan (mungkin karena jarang dicuci), tapi sekarang warnanya ungu seperti warna sabun.
Perangainya juga berubah, yang tadinya jalan riang gembira sambil loncat-loncat sekarang jalan gembira menggoda lenggok kiri lenggok kanan kayak jalannya tessy diacara Santai Bareng Yukk…
Matanya sipit-sipit sayu pura-pura ngantuk sambil pasang mode: bibir senyum menggoda, wajahnya sedikit mendongak ke atas entah pamer leher atau mungkin karena keseleo waktu mandi.

Dan hei… roknya juga semakin pendek, sengaja memamerkan sepasang paha mulus yang habis kena sabun lux.

Luna pun kembali berjalan menyusuri jalanan desa, pria-pria yang melihatnya langsung napsu seperti kucing ngeliat daging nganggur, mereka mendadak heboh mau cakar-cakaran, lha wong ada daging nganggur yang sengaja ditunjuk-tunjukkan ke segerombolan kucing lapar.

Lebih lucu lagi, ada kakek-kakek berkumis panjang kayak mister demang belanda yang kumisnya tiba-tiba berdiri ke atas mendekati alis karena saking napsunya ngeliat luna pamer paha dan meliuk-liuk begitu menggoda.

Luna yang tadinya gadis lugu penuh gembira, kini seperti pelacur murahan mencari mangsa.

(nggakpecahh.blogdetik.com)